Persahabatan
Nama : Amanda Septi Wulandari
NPM : 50421139
Kelas : 1IA08
Sahabat adalah saudara perempuan dan laki-laki yang tidak pernah kita miliki, dan berada di sisi kita melalui pasang surut hidup. Sahabat hampir merupakan sesuatu yang tak terlukiskan.
KISAH PERJALANAN AWAL BERSAHABAT
Masa dimana anak-anak belum terbiasa dengan gadget dan hanya bersahabat dengan alam, kami belajar berkelompok tepat waktu walaupun hanya kencan saat istirahat tiba, sopan santun selalu terjaga di sekolah atau di rumah, empati begitu kuat diantara kami di setiap pengaturan. Gadis kecilku yang cantik membuat kenangan.
Namanya Dhina, gadis ceria, energik, cantik dan cerdas. Dia duduk satu meja denganku. Dua sifat berbeda yang menyatu dan menjadi menyenangkan. Saya pemalu dan tenang bersatu dengan dia yang baik, ceria dan energik, yang membuat persahabatan kami sempurna.
Dari kelas satu sampai kelas enam kami selalu duduk di meja yang sama, bahkan ketika kami belajar bersama di rumah guru, kami selalu harus duduk berdekatan, sedemikian rupa sehingga kami sering membuat teman lain cemburu dan kami sering bermusuhan .
Walaupun rumah kami agak jauh, kami pastikan untuk menghabiskan waktu berteriak bersama, tetapi setiap kali kami belajar dalam kelompok kami selalu terpisah dari guru, karena meskipun kami sedikit jahat kami gokil dan sering melakukan iseng, tidak dapat dipungkiri bahwa kami selalu memenangkan kelas, bahkan di setiap kompetisi. Bidang studi yang kami tentukan adalah sekolah. Dhina berkompetisi dalam matematika dan saya adalah seorang PMP pada saat itu. Dari tahun keempat hingga keenam, saya tetap di posisi yang sama.
Singkatnya, yang keenam telah tiba. Kami duduk di barisan tengah di barisan pertama. Guru kami bilang matematikanya kurang maksimal, jadi setiap pulang sekolah setelah sholat berjamaah mereka akan berasumsi, siapa yang menjawab benar bisa pulang duluan.
Di hari pertama pertanyaannya sangat mudah, tetapi tidak ada yang menjawab, mungkin saya gugup karena sebelum saya menulis jawaban di telapak tangan saya dan melihat ke belakang, teman saya yang saya lihat langsung menjawab. kursi kami telah dipindahkan kembali.
Dulu kita diajarkan untuk menghormati orang tua, guru dan orang yang lebih tua di sekitar kita, kita diberi pemahaman tentang batas-batas sosial dan moral yang kuat. Kejujuran adalah modal kita dalam hidup, sekaligus akhlak yang selalu menjaga sikap menjadi pribadi yang diterima di segala lingkungan.
Sebuah kisah indah yang akan selalu menghiasi ruang hidupku dan akan tetap menjadi lukisan indah di kanvas hidupku. Dan sekarang saya dan Dhina masih berteman baik, meskipun kami jarang bermain bersama.
Komentar
Posting Komentar